Aplikasi
Oreza pada tanaman cabai
Budidaya
cabai merah merupakan budidaya yang sangat rumit, butuh kedisiplinan yang
tinggi dalam setiap perlakuan terhadap tanaman, tanaman cabai membutuhkan
lingkungan yang kondusif untuk mendukung fungsi dirinnya sebagai penghasil buah
dengan rasa yang pedas. Tanaman cabai membutuhkan banyak hormone dan kandungan
mineral yang tinggi.
Oreza serum menyediakan
hormone dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman cabai:
1.
Oreza [UREA / ZA] modifikasi
Merupakan pupuk yang diformula kusus
untuk memenuhi kebutuhan mineral tanaman cabai, dilengkapi unsure hara makro [N P K S Ca Mg ]dan Unsur hara mikro esensial [Fe Mo Si Zn] serta probiotik yang mampu menguraikan
tumpukan mineral yang membatu dalam nutrient lock pada lapisan tanah
2.
Oreza
serum phytophthora
Merupakan serum nutrisi esensial dari
mineralisasi /pelapukan batuan mineral sehingga membentuk hormone pengatur
pertumbuhan yang mampu meningkatkan penyerapan nutrisi dan meningkatkan
kekebalan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Kandungan utama serum ini
merupakan mineral logam [ S Cu Bo Na Si Fe Mn Zn]
yang dilarutkan dengan pelarut kusus sehingga mudah diserap oleh tanaman
melalui jaringan batang dan daun
3.
Asam amino esensial [ Hormone pengatur pertumbuhan ]
Merupakan nutrisi yang terbuat dari
mineralisasi protein untuk memacu pertumbuhan secara aktif, sehingga seluruh
tanaman dapat berpotensi menghasilkan buah.
PERSIAPAN BUDIDAYA
1.
Pemilihan lahan Lokasi yang dipilih dekat sumber air
dan tidak banjir pada saat musim hujan.
2.
Pengolahan lahan Bajak + garu rotary selanjutnya
pembentukan bedengan
3.
Fumigasi dan pemupukan Siram bedengan dengan cairan Oreza [10kg
Oreza/200 L air] dengan dosis aplikasi [10L larutan pupuk /20m2] [atau taburi dengan Oreza [250gr/m2 permukaan bedengan ] siram dengan alat siram bibitan [gembor]. Siram
permukaan bedengan secara merata kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastic selama
10 hari
4.
pembuatan lubang tanam plastik mulsa dilubangi setelah 10 hari
penutupan bedengan hal ini untuk memastikan reaksi inkubasi berjalan
dengan sempurna,dan tanah menjadi seteril dari bakteri pathogen penyebap
penyakit.
5.
Penanaman Sebelum bibit ditanam plastik mulsa
telah dilubangi minimal 4 hari sebelum tanam, hal ini untuk mengeluarkan gas
metan yang terjadi dari reaksi inkubasi sebagai hasil samping dari reaksi
fumigasi. Gas metan tersebut dapat membunuh bibit cabai [menyebapkan patah
leher akar]
6.
Perawatan Perawatan usia dini
Pengendalian
serangga
Waspadai serangan jangkrik, belalang , ulat grayak dan uret
Pencegahan
penaburan Furadan dan penyemprotan insktisida.
Penunasan [perempelan]
1.
Penunasan tunas air [tunas
pada ketiak daun]
Penunasan
ini pada umur [8-12 HST] pada dataran rendah [15-20 HST] pada
dataran tinggi
Penunasan
pada ketiak daun ini bertujuan mengoptimalkan pertumbuhan vegetative tanaman
pada pembentukan cabang utama.
2.
Penunasan bunga pertama
Bunga
pertama yang tumbuh di percabangan utama juga dirempel yang bertujuan agar
energy pada pertumbuhan awal ini di optimalkan untuk pertumbuhan
Vegrtatif,sehingga tanaman bisa tumbuh lebih sehat dan seragam.
3.
Penunasan daun tua
Daun
–daun yang tumbuh dibawah cabang utama juga dirempel pada saat tajuk tanaman
telah optimal karena sudah tidak berfungsi sebagai penyedia makanan dan dapat
dijadikan sarang penyakit. Penunasan ini minimal tanaman telah berumur [75-80 HST]
pada dataran rendah dan [90-100 HST]di dataran tinggi
4.
Pemasangan ajir
Pemasangan
ajir tidak boleh terlambat prmasang yang terlambat dapat merusak tanaman itu
sendiri dan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak normal
5.
Pemberian pupuk susulan
Pupuk
susulan diberikan setiap 1 minggu sekali, [2kg Oreza dilarutkan dalam 200L air] dengan
dosis perbatang
[250-500cc]
6.
Pengendalian hama dan
penyakit
Sebagai
langkah pencegahan dan pengendalian hama penyakit, penyemprotan serum Oreza
serum secara berkala akan menekan serangan penyakit dan dapat mengendalikan
hama.
a.
Penendalian hama
kategori kutu daun
Kutu
trips, apis gosipi
Penyemprotan
dengan [Curbix50EC,1-2ml/L] [Confidor 200SL,1-2ml/L] [Mesurol 50WP,1-2g/L]
b.
Pengendalian hama dari
golongan serangga
Ulat
daun dan ulat buah menyerang daun dan buah sehingga buah berlubang dan tidak
laku dijual, kebanyakan ulat menyerang pada malam
hari dan sembunyi disiang hari.
c.
Lalat buah
Lalat
betina yang meletakkan telurnya pada buah sehingga buah menjadi busuk karena
larva memakan daging buah. Pencegahan dengan memasang perangkap dan membuang
buah yang terinfeksi.
d.
Ulat tanah [ulat
pemotong ]
Menyerang
pada malam hari dengan memakan akar atau pangkal leher akar, pada tanaman yang
baru ditanam dapat memotong tangki bibit.
Pengendalian
:
Pengendalian
untuk jenis seranga sebaiknya pada malam hari karena pada siang hari tanaman
bersembunyi ditanah dan serangga lalat buah dapat terbang. Jika malam hari
lalat buah lagi hinggap di balik daun dan serangga ulat lagi aktif mencari
makan, sehingga dengan mudah kita menyemprotnya dengan insek yang sesuai, dan
seluruh serangga dapat mati. Selain itu pada malam hari racunserangga lebih
manjur , hal ini berkaitan dengan penguapan dan radiasi matahari.
Pengendalian penyakit
a. Penyakit antraknosa [patek]
Penyebap
cendawan [jamur]
Gejala
: terdapat bercak coklat kehitaman pada daun dan buahyang kemudian meluas
menjadi busuk lunak,serangan yang parah menyebapkan buah mengering dan keriput
seperti jerami akibat infeksi. Cendawan menyerang pada saat buah masih berwarna
hjau dan menyebapkan mati ujung
Pengendalian
: semprot denga serum Oreza serum[50-100cc/15L]
b.
Layu bakteri
Menyerang
daun , buah dan cabang
Bercak
ditandai dengan timbulnya bintik bintik mendalam pada daun, buah, dan batang.
Bila permukaan daun dibalik,terdapat lingkaran bercak berwarna hitam di
dalamnya putih serangan yang parah terlihat permukaan daun atas menjadi kasar
dengan bercak berwarna kuning dan didalamnya coklat muda. Pada infeksi tinggi
daun dan buah rontok. [250cc /5 L] disiramkan pada pangkal batang hindari
terkena daun.
c.
Layu fusarium
Gejala
: tulang daun bagian atas memucat kemudian di ikuti dengan menunduknya tangkai.
Bila perbatasan akar dan batang di potong atau dikelupas akan terlihat cincin
coklat kehitaman di ikuti busuk basah pada bekas pembuluh , pengendalian : penyiraman
tanaman dengan Oreza serum [250cc/ 5L air] setiap 1 minggu sekali + serum 1 L hal serupa
untuk pengendalian layu bakteri.
d.
Busuk phytophthora
Gejala
: busuk pangkal batang dengan ditandai batang busuk berwarna colklat kehitaman
tanaman layu dan akhirnya mati. Dan yang terserang layu seperti tersiram air
panas, bentuk dan ukuranya tidak teratur. Buah yang terserang berwarna coklat
kebasah –basahan yang meluas kesumbu panjang akhirnya buah terlepas dari
kelopaknya.
Pengendalian
: semprot dengan Oreza serum dengan dosis [50-100cc/15L]
setiap habis hujan dan setelah panen. Batang yang telah terserang segera
dicabut dan dibakar serta penyiraman serum[ 250cc/5
L air]
e.
Busuk kuncup
Gejala
: ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga
mematikan ujung tanaman, meskipun bagian yang lainnya masih segar, ranting yang
mati membusuk kemudian terlihat sepora cendawan berwarna kelabu.
Pengendalian
: semprot denga serum dengan dosis[50-100cc/15L] sehabis
hujan atau turun embun pada pagi hari.
f.
Penyakit
bercak daun
Gejala
: terdapar bercak –bercak bulat kulit kebasah –basahan ,bercak dapat meluas
dengan diameter 0,5 cm pusat bercak berwarna pucat sampai putih, warna bagian
tepi lebih tua.
Pengendalian:
semua daun yang rontok dibersihkan dan dibakar semprot dengan serum[ 50-100cc/15L]
PANEN DAN
PASCA PANEN
Pemanenan
cabai merah intensif sangat berbeda dengan cara panen yang konvensional, setiap
habis panen harus diseterilisasi dengan desin fektan agar bekas luka panen
tidak terinfeksi jamur atau bakteri. Pemberian pupuk susulan dan penyemprotan
serum tetap dilakukan diantara jadwal panen sehingga pertumbuhan tanaman dan
produktifitas tidak terganggu,
Penerimaan hasil penjualan
Dengan
perlakuan intensif produksi per tanaman mencapai 1kg, dengan populasi sebanyak
16.000 btg, maka produksi per ha mencapai 16.000kg, dengan factor kehilanga
n mencapai 10% maka produksi bersih: 14.400kg. jika harga
rata-rata ditingkat patani Rp 6.000,00 /kg, maka penerimaan yang diperoleh
14.400kgxRP 6.000,00/kg= Rp 86.400.000,00
Keuntungan kotor
Total penerimaan –biaya produksi
Rp 86.400.000,00 – Rp 53.330.000,00 = 33.070.000,00
Rasio biay dan pendapatan [R/C ratio]
R/C ratio marupakan perbandingan antara total penerimaan
hasil penjualan dengan modal produksi [biaya total] yang dikeluarkan Rp 86.400.000,00 : Rp 53.330.000,00 = 1,62.
Nilai R/C ratio sebesar 1,62 berarti bahwa dalam bertanam cabe dengan biaya Rp
1000,00 akan dihasilkan Rp 1.600,00 . sehingga didapat keuntungan bersih Rp
600,00/kg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar