Rabu, 18 April 2012

Aplikasi Oreza pada tanaman cabai


Aplikasi Oreza pada tanaman cabai

            Budidaya cabai merah merupakan budidaya yang sangat rumit, butuh kedisiplinan yang tinggi dalam setiap perlakuan terhadap tanaman, tanaman cabai membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk mendukung fungsi dirinnya sebagai penghasil buah dengan rasa yang pedas. Tanaman cabai membutuhkan banyak hormone dan kandungan mineral yang tinggi.  
            Oreza serum menyediakan hormone dan nutrisi yang dibutuhkan tanaman cabai:
1.      Oreza [UREA / ZA] modifikasi
Merupakan pupuk yang diformula kusus untuk memenuhi kebutuhan mineral tanaman cabai, dilengkapi unsure hara makro [N P K S Ca Mg ]dan Unsur hara mikro esensial [Fe Mo Si Zn] serta probiotik yang mampu menguraikan tumpukan mineral yang membatu dalam nutrient lock pada lapisan tanah
2.      Oreza serum phytophthora
Merupakan serum nutrisi esensial dari mineralisasi /pelapukan batuan mineral sehingga membentuk hormone pengatur pertumbuhan yang mampu meningkatkan penyerapan nutrisi dan meningkatkan kekebalan tanaman dari serangan hama dan penyakit. Kandungan utama serum ini merupakan mineral logam [ S Cu Bo Na Si Fe Mn Zn] yang dilarutkan dengan pelarut kusus sehingga mudah diserap oleh tanaman melalui jaringan batang dan daun
3.      Asam amino esensial [ Hormone pengatur pertumbuhan ]
Merupakan nutrisi yang terbuat dari mineralisasi protein untuk memacu pertumbuhan secara aktif, sehingga seluruh tanaman dapat berpotensi menghasilkan buah.

PERSIAPAN BUDIDAYA
1.      Pemilihan lahan Lokasi yang dipilih dekat sumber air dan tidak banjir pada saat musim hujan.
2.      Pengolahan lahan Bajak + garu rotary selanjutnya pembentukan bedengan
3.      Fumigasi dan pemupukan Siram bedengan dengan cairan Oreza [10kg Oreza/200 L air] dengan dosis aplikasi [10L larutan pupuk /20m2] [atau taburi dengan Oreza [250gr/m2  permukaan bedengan ] siram dengan alat siram bibitan [gembor]. Siram permukaan bedengan secara merata kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastic selama 10 hari
4.      pembuatan lubang tanam plastik mulsa dilubangi setelah 10 hari penutupan bedengan hal ini untuk memastikan reaksi inkubasi berjalan dengan sempurna,dan tanah menjadi seteril dari bakteri pathogen penyebap penyakit.

5.      Penanaman Sebelum bibit ditanam plastik mulsa telah dilubangi minimal 4 hari sebelum tanam, hal ini untuk mengeluarkan gas metan yang terjadi dari reaksi inkubasi sebagai hasil samping dari reaksi fumigasi. Gas metan tersebut dapat membunuh bibit cabai [menyebapkan patah leher akar]
6.      Perawatan Perawatan usia dini
Pengendalian serangga
Waspadai serangan jangkrik, belalang , ulat grayak dan uret
Pencegahan penaburan Furadan dan penyemprotan insktisida.
Penunasan [perempelan]
1.      Penunasan tunas air [tunas pada ketiak daun]
Penunasan ini pada umur  [8-12 HST] pada dataran rendah [15-20 HST] pada dataran tinggi
Penunasan pada ketiak daun ini bertujuan mengoptimalkan pertumbuhan vegetative tanaman pada pembentukan cabang utama.
2.      Penunasan bunga pertama
Bunga pertama yang tumbuh di percabangan utama juga dirempel yang bertujuan agar energy pada pertumbuhan awal ini di optimalkan untuk pertumbuhan Vegrtatif,sehingga tanaman bisa tumbuh lebih sehat dan seragam.
3.      Penunasan daun tua
Daun –daun yang tumbuh dibawah cabang utama juga dirempel pada saat tajuk tanaman telah optimal karena sudah tidak berfungsi sebagai penyedia makanan dan dapat dijadikan sarang penyakit. Penunasan ini minimal tanaman telah berumur [75-80 HST] pada dataran rendah dan [90-100 HST]di dataran tinggi
4.      Pemasangan ajir
Pemasangan ajir tidak boleh terlambat prmasang yang terlambat dapat merusak tanaman itu sendiri dan mengakibatkan tanaman tumbuh tidak normal
5.      Pemberian pupuk susulan
Pupuk susulan diberikan setiap 1 minggu sekali, [2kg Oreza  dilarutkan dalam 200L air] dengan dosis perbatang [250-500cc]
6.      Pengendalian hama dan penyakit
Sebagai langkah pencegahan dan pengendalian hama penyakit, penyemprotan serum Oreza serum secara berkala akan menekan serangan penyakit dan dapat mengendalikan hama.
a.      Penendalian hama kategori kutu daun
Kutu trips, apis gosipi
Penyemprotan dengan [Curbix50EC,1-2ml/L] [Confidor 200SL,1-2ml/L] [Mesurol 50WP,1-2g/L]
b.      Pengendalian hama dari golongan serangga
Ulat daun dan ulat buah menyerang daun dan buah sehingga buah berlubang dan tidak laku dijual, kebanyakan ulat menyerang pada malam hari dan sembunyi disiang hari.
c.       Lalat buah
Lalat betina yang meletakkan telurnya pada buah sehingga buah menjadi busuk karena larva memakan daging buah. Pencegahan dengan memasang perangkap dan membuang buah yang terinfeksi.
d.      Ulat tanah [ulat pemotong ]
Menyerang pada malam hari dengan memakan akar atau pangkal leher akar, pada tanaman yang baru ditanam dapat memotong tangki bibit.
Pengendalian :
Pengendalian untuk jenis seranga sebaiknya pada malam hari karena pada siang hari tanaman bersembunyi ditanah dan serangga lalat buah dapat terbang. Jika malam hari lalat buah lagi hinggap di balik daun dan serangga ulat lagi aktif mencari makan, sehingga dengan mudah kita menyemprotnya dengan insek yang sesuai, dan seluruh serangga dapat mati. Selain itu pada malam hari racunserangga lebih manjur , hal ini berkaitan dengan penguapan dan radiasi matahari.   
 Pengendalian penyakit
a.      Penyakit antraknosa [patek]
Penyebap cendawan [jamur]
Gejala : terdapat bercak coklat kehitaman pada daun dan buahyang kemudian meluas menjadi busuk lunak,serangan yang parah menyebapkan buah mengering dan keriput seperti jerami akibat infeksi. Cendawan menyerang pada saat buah masih berwarna hjau dan menyebapkan mati ujung
Pengendalian : semprot denga serum Oreza serum[50-100cc/15L]
b.      Layu bakteri
Menyerang daun , buah dan cabang
Bercak ditandai dengan timbulnya bintik bintik mendalam pada daun, buah, dan batang. Bila permukaan daun dibalik,terdapat lingkaran bercak berwarna hitam di dalamnya putih serangan yang parah terlihat permukaan daun atas menjadi kasar dengan bercak berwarna kuning dan didalamnya coklat muda. Pada infeksi tinggi daun dan buah rontok. [250cc /5 L] disiramkan pada pangkal batang hindari terkena daun.
c.       Layu fusarium
Gejala : tulang daun bagian atas memucat kemudian di ikuti dengan menunduknya tangkai. Bila perbatasan akar dan batang di potong atau dikelupas akan terlihat cincin coklat kehitaman di ikuti busuk basah pada bekas pembuluh , pengendalian : penyiraman tanaman dengan Oreza serum [250cc/ 5L air] setiap 1 minggu sekali + serum 1 L hal serupa untuk pengendalian layu bakteri.
d.      Busuk phytophthora
Gejala : busuk pangkal batang dengan ditandai batang busuk berwarna colklat kehitaman tanaman layu dan akhirnya mati. Dan yang terserang layu seperti tersiram air panas, bentuk dan ukuranya tidak teratur. Buah yang terserang berwarna coklat kebasah –basahan yang meluas kesumbu panjang akhirnya buah terlepas dari kelopaknya.
Pengendalian : semprot dengan Oreza serum dengan dosis [50-100cc/15L] setiap habis hujan dan setelah panen. Batang yang telah terserang segera dicabut dan dibakar serta penyiraman serum[ 250cc/5 L air]
e.      Busuk kuncup
Gejala : ranting yang terserang berwarna coklat kehitaman dan cepat menyebar sehingga mematikan ujung tanaman, meskipun bagian yang lainnya masih segar, ranting yang mati membusuk kemudian terlihat sepora cendawan berwarna kelabu.
Pengendalian : semprot denga serum dengan dosis[50-100cc/15L] sehabis hujan atau turun embun pada pagi hari.
f.        Penyakit bercak daun
Gejala : terdapar bercak –bercak bulat kulit kebasah –basahan ,bercak dapat meluas dengan diameter 0,5 cm pusat bercak berwarna pucat sampai putih, warna bagian tepi lebih tua.
Pengendalian: semua daun yang rontok dibersihkan dan dibakar semprot dengan serum[ 50-100cc/15L]

PANEN DAN PASCA PANEN
            Pemanenan cabai merah intensif sangat berbeda dengan cara panen yang konvensional, setiap habis panen harus diseterilisasi dengan desin fektan agar bekas luka panen tidak terinfeksi jamur atau bakteri. Pemberian pupuk susulan dan penyemprotan serum tetap dilakukan diantara jadwal panen sehingga pertumbuhan tanaman dan produktifitas tidak terganggu,
Penerimaan hasil penjualan
            Dengan perlakuan intensif produksi per tanaman mencapai 1kg, dengan populasi sebanyak 16.000 btg, maka produksi per ha mencapai 16.000kg, dengan factor kehilanga


n mencapai 10% maka produksi bersih: 14.400kg. jika harga rata-rata ditingkat patani Rp 6.000,00 /kg, maka penerimaan yang diperoleh 14.400kgxRP 6.000,00/kg= Rp 86.400.000,00
Keuntungan kotor
Total penerimaan –biaya produksi
Rp 86.400.000,00 – Rp 53.330.000,00 = 33.070.000,00
Rasio biay dan pendapatan [R/C ratio]
R/C ratio marupakan perbandingan antara total penerimaan hasil penjualan dengan modal produksi [biaya total] yang dikeluarkan  Rp 86.400.000,00 : Rp 53.330.000,00 = 1,62. Nilai R/C ratio sebesar 1,62 berarti bahwa dalam bertanam cabe dengan biaya Rp 1000,00 akan dihasilkan Rp 1.600,00 . sehingga didapat keuntungan bersih Rp 600,00/kg 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar