Add caption |
Semangka merupakan tanaman buah yang
sangat cepat berproduksi, tidak kurang dari 60 hari sudah panen, sangat pendek siklus
hidup semangka, sehingga membutuhkan ketepatan dan kecepatan penyediaan nutrisi
yang dibutuhkan semangka.PT.Oreza Indonesia memberi terobosan dalam berbudidaya semangka
dengan Nutrisi
aktif yang siap pakai untuk mendukung produktifitas semangka.
Oreza paket hemat: Merupakan pupuk NPK lengkap dengan unsur mikro esensial yang
diformulasi dengan Hormon pengatur pertumbuhan, dan probiotik sehingga dapat
berfungsi sebagai pupuk dasar pengganti pupuk kandang dan sebagai pupuk
susulan. Probiotik akan berfungsi sebagai bakteri pengurai, yang menyuburkan
tanah secara biologis, karena terkandung bakteri pengurai phospat dan bakteri
pengurai selulotik yang akan merombak tumpukan phospat yang terserap dalam
agregat tanah.
Oreza serum phytophtora Merupakan antibiotic serum yang mampu mengendalikan OPT (organisme
penyebab penyakit), serum ini merupakan formulasi dari zat kimia, alami yang
berasal dari batuan mineral yang mengandung khasiat mengendalikan OPT, (sulfur,
tembaga, silikon, zings, dan bahan anti septic) sebagai pereduksi
alami dalam fermentasi bahan organik.
Kinerja dari Oreza serum phytophtora dapat
bekerja secara kontak dan sistemik, pada aplikasi yang tepat Oreza serum phytophtora,
akan secara langsung mereduksi OPT (jamur, bakteri dan virus) yang akan
menginfeksi, jaringan tanaman, dan secara sistemik membangun anti biotic tanaman dengan
memproduksi protein beracun berupa getah tanaman yang mampu membunuh OPT. Selain
itu, Oreza serum dapat meningkatkan tekanan sel sehingga kontruksi jaringan
lebih keras dan tahan terhadap serangan OPT.
Asam amino plus: Merupakan protein cair, yang difermentasi menjadi Hormon
pengatur pertumbuhan, peranan dalam
budidaya semangka sebagai pemacu pertumbuhan dan produktifitas, serta meningkatkan citarasa dan
tampilan yang artistik. Asam Amino sangat penting untuk memperkuat respon dari
hormone pertumbuhan dan sistem metabolisme sel.
Aplikasi Oreza
Kebutuhan sarana produksi:
1.
Urea / ZA :2,5 kw (5 karung)
2.
Dolomite :5 kw (10 karung)
3.
Oreza padi :10 liter
4.
Oreza serum phytophtora :10 liter
5.
Oreza Media kocor :60kg
(30 bungkus )
Add caption |
PERSIAPAN
LAHAN PRODUKSI
Ditinjau dari sistem perakaran
semangka yang sangat ekstensif, sehingga dibutuhkan lahan yang gembur dan
diolah sempurna , untuk memudahkan perkembangan perakaran.
Pemupukan dasar: Setelah bedengan
terbentuk, dan di finishing, tanah bedengan ditaburi dengan oreza paket hemat
dengan dosis aplikasi (500gr/m2), setelah penaburan bedengan di
tutup mulsa plastik selama 10 hari. Perlakuan ini bertujuan untuk mengolah
tanah secara biologis, sehingga gas –gas metan dapat menguap sebagai dampak
proses Dekomposisi. Dari penguapan gas metan kondisi tanah akan lebih baik untuk
menunjang perkembangan perakaran.
Pemberian pupuk dasar:
1.
Campurkan
(1 sak Urea/za +2 liter Oreza padi + 2 karung dolomite @ 50kg) dalam 1 kali
pengadukan kita mendapatkan (150 kg
Oreza paket hemat).
2.
Taburkan
pupuk kandang + 500gr Oreza paket hemat/ m2 di permukaan bedengan
aduk hingga rata pada kedalaman 10 cm, tutup bedengan dengan plastik hitam
perak selama beberapa hari (10 – 15 hari).
Dengan Aplikasi Oreza paket hemat, petani tidak lagi memerlukan
pupuk kimia lainya,
karena didalam Oreza paket hemat, sudah terdapat bahan kimia dan bahan organik,
dan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah dan konsentrasi yang
seimbang.
Persiapan
benih:
Jumlah tanaman semangka dengan pola
sistem intensif, memerlukan bibit sekitar 8.000 tanaman , termasuk sulaman,
kebutuhan tanaman tersebut dapat di konter dengan (500-600gr benih) tergantung
dengan varietas yang di tanam.
Pengecambahan:
Sebelum disemai benih direndam dalam
larutan Oreza
serum phytophtora (100cc/1L air) selama (4-6) jam, Tiriskan benih dengan
cara meletekan diatas Koran basah, selama(24-36 jam) pada suhu (35-37 0C).
Untuk mencapai suhu tersebut bisa dengan pemanasan lampu 15 watt, berjarak 30
cm dari posisi benih. Selama (24-36) jam benih sudah mengeluarkan calon akar
lembaga, ini menandakan bahwa benih sudah siap ditanam di polybag.
Media penyemai: Media penyemai benih
biasanya berupa campuran tanah dan pupuk kandang yang telah matang. Dengan
perbandingan (2:1) kedua bahan tersebut diaduk rata dan dimasukan dalam kantong
polybag, (7x10cm) dengan pengisian media sebanyak (3/4) volume polybag. Polybag yang telah
terisi disiram dengan larutan Oreza serum phytophtora (1L/200L air) dan biarkan selama 3 hari sebelum ditanam benih semangka.
Proses
penanaman semangka:
Penyiapan bedengan: Bedengan yang telah
disiapkan disiram hingga jenuh (untuk daerah sawah bisa di leb) selama (3-4) jam, dan
untuk lahan kering disiram perlubang tanam (0,5) liter. Jika menggunakan pipet, disiram
selam 4 jam.
Penyiapan Bibit : Bibit semangka yang
siap tanam setelah berumur (7-10 hari), atau telah memiliki 3 helai daun
sejati. Untuk mempercepat pertumbuhan bibit setiap 3 hari disemprot
oreza serum phytopthora dengan dosis (30cc/15
L air) dan perawatan antibiotik serum untuk pengendalian OPT.
Penanaman bibit dilahan pertanian: Sebaiknya penanaman bibit dilapangan tidak melebihi, 10
hari setelah penutupan dan pemberian pupuk dasar Oreza paket hemat hal ini untuk
menjamin ketersediaan unsur hara agar siap diserap oleh bibit semangka.
penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum (09:00) atau pada sore
hari (15:30) untuk menghindari tanaman stres yang tinggi. Bibit yang telah
ditanam segera disiram hingga jenuh untuk mempercepat penyatuan media tanam
dengan akar. Penyulaman paling lambat dilakukan 3 hari setelah penanaman,
penyulaman yang terlambat lebih dari 1 minggu hasilnya tidak akan baik.
Pemangkasan dan pembentukan tajuk: Pada usia (10-12) HST bibit dilapangan
tanaman mulai membentuk (5-6) helai daun sejati, tahap ini merupakan waktu yang
baik untuk melakukan pemangkasan bentuk, pemotongan titik tumbuh dilakukan
dengan menggunting sekitar 2 cm bagian pucuk dengan gunting yang dicelup
larutan serum fungisida Oreza serum phytophtora.
Sehingga tanaman tidak mudah terinfeksi OPT. Pemangkasan pucuk jangan sampai
terlambat, justru efeknya kurang produktif.
Tunas baru akan muncul setelah (4-5)
hari, setelah pemotongan . Setelah tunas baru membentuk (3-4) ruas lakukan
pemilihan tunas yang vigor( petumbuhan cepat), agar pertumbuhan optimal pilih 3
tunas cabang utama yang vigor, dan seragam untuk tetap dipelihara menjadi
tanaman produksi. Ke-3 tunas tersebut, diatur membentuk huruf W dengan jarak
antar cabang 14-20 cm, diarahkan menjalar sesuai kemiringan bedengan. Tunas
cabang yang tidak terpilih di pangkas dengan gunting yang telah disterilkan dengan menyisakan 1 helai daun. Untuk
mengoptimalkan pembentukan buah, seluruh tunas cabang sekunder dibawah daun ke 14
dipangkas, sebaiknya pemangkasan dilakukan secara periodik dengan meninggalkan
1 helai daun.
PENGAIRAN
Pada saat sebelum tanam dan sesudah
tanam tanaman disiram cukup basah, tujuanyan untuk menjamin bibit tidak stres
kekeringan air dan dapat segera beradaptasi 3 hari kemudian bibit di cek
kembali, dan diairi bila kering. Pemberian air yang tepat disesuaikan dengan
fase pertumbuhan tanaman dan curah hujan. Pada musim kemarau, pengairan
dilakukan 2 hari sekali sampai menjelang berbunga, sekitar 3 minggu setelah
tanam menjelang pembungaan ( sebelum bunga mekar), perlu diairi setiap hari
agar bunga tidak gugur, setelah berbunga, (selama pembungaan, sekitar 5-7 hari)
sebaiknya tidak diairi agar pembentukan bunga tidak terganggu, dan buahnya
tidak mudah pecah. Pada saat buah sebesar telur ayam, (sebelum dilakukan
seleksi buah) perlu dilakukan pengairan hal ini untuk menjaga kelembapan tetap
stabil dan ukuran buah bisa maksimal. Setelah seleksi buah sampai sekitar umur
23 hari setelah bunga mekar, (fase pembesaran buah) kelembaban
dijaga agar tetep stabil. Bila terjadi kekurangan air kulit buah mengeras, jika
diairi lagi buah akan banyak yang pecah dan busuk. Setelah 24 hari dari
pembungaan, sedikit demi sedikit pengairan dikurangi, hingga menjelang 10 hari
menjelang panen. Pengairan dihentikan agar lahan kering, dengan maksud untuk
memperoleh kadar gula setinggi mungkin serta memudahkan pemanenan.
PEMUPUKAN
Pupuk susulan dilakukan dengan pencampuran [ 1 karung Za +
2 liter Oreza padi + 1 liter oreza Serum water trietment ( SWT) ] kemudian Oreza
serum phytophtora tersebut di larutkan (5kg Oreza serum + 200 liter air).
1.
Pupuk
susulan ke-1 pada saat tanaman berumur 5 HST, setiap tanaman mendapatkan
larutan pupuk 250cc. Pemupukaan dapat
dikocor secara manual, atau dilewatkan pada irigasi teknis (irigasi tetes /
pengairan fertigasi).
2.
Pupuk
susulan ke-2 diberikan pada saat tanaman umur 2 minggu setelah tanam, dengan
dosis aplikasi yang sama dengan pupuk susulan 1.
3.
Pupuk
susulan ke-3 diberikan setelah seleksi buah, (25-30 HST) dengan dosis aplikasi
250cc/tanaman. Pemupukan lebih efektif di lakukan bersamaan dengan pengairan fertigasi.
4.
Pupuk
susulan ke- 4 diberikan pada (7-10) hari setelah pemupukan ke 3 , dengan
konsentrasi yang sama.
PENYERBUKAN BUATAN DAN PEMBUAHAN
Pada
semangka tanpa biji diperlukan penyerbukan buatan antara bunga betina dari
tanaman triploid, dengan serbuk sari dari tanaman diploid, langkah ini
dilakukan untuk merangsang proses pembentukan buah sehingga diperoleh buah yang
ukuranya optimal, dan bentuknya sempurna, buah yang tidak mendapat cukup
penyerbukan bentknya abnormal, sehingga
tidak dapat dipasarkan.
Peralatan penyerbukan
buatan
1.
Bunga
jantan semangka penyerbuk (5% dari jumlah semangka tanpa biji )fungsinya untuk
menyerbuki bunga betina semangka tanpa biji (triploid).
2.
Ember
ukuran 5 liter sebagai wadah untuk menampung bunga jantan semangka berbiji.
3.
Potongan
tali raffia/benang wol sepanjang 12cm, sebanyak kira –kira 500 potong sebagai penanda bahwa bunga betina
semangka tanpa biji sudah diserbuki.
Proses penyerbukan bunga tanaman
semangka tanpa biji perlu dilakukan dengan tekun sehingga tidak ada yang
terlewat, sebaikya penyerbukan dilakukan tepat waktu agar hasilnya memusakan.
Prosedur penyerbukan sbb.
1.
Lakukan
penyerbukan buaan mulai umur (24-30HST) tergantung varietas dan suhu
lingkungan.
2.
Untuk
hasil sempurna 1 bunga jantan hanya menyerbuki 1 bunga betina, penganbilan
bunga jantan sebaiknya dilakukan pada pagi hari (04:30) atau (05:00).
3.
Siapkan
potongan tali raffia /benang wol untuk tanda bahwa bunga betina sudah
diserbuki.
4.
Penyerbukan
dilakukan pada pagi hari antara pukul (05:30-09:00) pada saat bunga betina sedang
mekar. Jika penyerbukan lewat (09:00) biasanya bunga betina sudah layu.
5.
Usapkan
bunga jantan penyerbuk pada bunga betina semgangka tanpa biji. Caranya, tangan
kiri memegang cabang yang ada bunga betinanya, sedangkan tangan kanan memegang
bunga jantan penyerbuk .
6.
Bakal
buah atau bunga betina yang akan diserbuki adalah bunga pada ruas (13-18).
7.
Setelah
diserbuki, bunga betina tersebut dengan tali raffia atau benang wol. Bunga yang
diserbuki dalam selang (3-5) hari diberi tanda yang sama, hal ini sangat
penting untuk menentukan panen di kemudian hari. Diharapkan penyerbukan buatan
selesai dalam (5-10) hari.
PEMILIHAN BUAH
Seleksi buah untuk mendapatkan buah
yang pertumbuhannya maksimal dan
bentuknya sempurna, untuk varietas semangka yang berukuran besar, sebaikya
dipilih 1 buah yang memiliki pertmbuhan paling baik, seleksi buah dilakukan
ketika buah berukuran sebesar telur ayam. Pilih 1 dari buah yang terbentuk dari
3 cabang, kriteria yang dipilih adalah buah yang memiliki pertumbuhan paling
bagus. Bila pertumbuhan seragam pilih dari cabang yang pertumbuhanya paling
vigor, untuk varietas yang memiliki bobot buah kecil (<2kg), pada satu
tanaman dapat dibesarkan (2-3) buah. Buah yang dipilih berada pada posisi ruas
(13-15) untuk mendapatkan buah yang seragam. Pemotongan buah yang diafkir
sebaiknya pada siang hari dan cuaca terik, hal ini untuk menghindari infeksi
OPT dari bekas luka. Setelah pemangkasan buah dan pemangkasan ranting sebaiknya
lakukan penyemprotanOreza Serum untuk mencegah infeksi fusarium.
PENGANDALIAN OPT
1.
Penyakit busuk pangkal
batang
Gejala; Cendawan ini menyebabkan
rabah kecambah, busuk pada bunga, bercak pada daun dan busuk pada buah
semangka. Lesi pada kotiledon dan daun berbentuk bulat atau tidak beraturan,
coklat dan lingkaran agak kabur disekelilingnya, lasi pada bunga dan batang
berwarna coklat dan memutih, ketika semakin tua lasi pada buah berwarna coklat,
lunak dan agak bundar , lesi pada batang mengeluarkan lendir. Penyakit menular
melalui benih dan percikan air atau terbawa serangga .
Pengendalian: Pengendalian secara
teknis , dengan memberi perlakuan benih dengan fungisida, aktif, dan sanitasi
media semai. Penyemprotan Oreza serum
dengan dosisi (50cc/15 L) dan pemupukan Oreza serum dengan dosis tinggi pada
saat musim hujan untuk pencegahan secara preventif, (10kg/200liter air) dengan
dosis aplikasi (250-300cc/tanaman ) penyemprotan serum setiap habis hujan (70cc/15
L).
2.
Penyakit layu fusarium
Gejala: Biasanya layu fusarium
ditandai layu pada ujung sulur, di ikuti menguningnya daun, lalu berujung
dengan kematian. Penyakit ini juga menyerang tanaman di pembibitan, jika batang
tanaman yang terserang dibelah memanjang terlihat pembuluh Xilem mengalami
nekrosis berwarna coklat,
Pengendalian: Meningkatkan PH tanah
dengan pemupukan Oreza serum secara
rutin untuk meningkatkan PH tanah dan member Nutrisi untuk meningkatkan
imunitas tanaman. Penyemprotan Oreza serum secara berkala, Oreza serum merupakan
pestisida organik yang tidak bersifat asam.
3.
Penyakit antraknosa.
Gejala: Daun yang terserang terlihat
bercak – bercak berwarna kuning,
kemudian menjadi coklat mengkilap dan daun mengering. Jika menyerang buah
menimbulkan bercak – bercak
coklat dan berlendir, pengendalian sama dengan penyakit fusarium.
4.
Penyakit busuk buah (phytophtora)
Penyakit ini mewabah setelah periode hujan
yang cukup tinggi, dan air tergenang dilahan. Setiap bagian tanaman menjadi
target infeksi penyakit ini, jika menginfeksi buah, terjadi bercak kebasah
–basahan , kemudian menjadi coklat dan kehitaman dan lunak, ujung tangkai buah
diselimuti cendawan berwarna putih, biasanya cendawan menyerang bagian bawah
buah yang menyentuh tanah/mulsa. Jika menginfeksi akar dan batang akan terjadi
kelayuan seluruh tanaman.
Pengendalian: Penyemprotan fungisida
sistemik Oreza serum secara berkala
terutama setelah hujan turun, pengaturan posisi buah dengan membalik buah dan
memberi antiseptik pada mulsa alas buah. Perbaikan saluran drainese secara
berkala untuk mengeluarkan genangan air dilahan.
5.
Penyakit embun bulu
Gejala: Infeksi dimulai dari bercak
–bercak berwarna kuning muda yang dibatasi oleh urat –urat daun sehingga terkesan
menjadi bercak bersudut, semakin lama bercak menjadi kecoklatan. Bila daun
dibalik maka terlihat kumpulan konidia dan kondifor cendawan berwarna kelabu.
Pengendalian dengan penyemprotan dengan Oreza serum secara berkala, dengan
dosisi (70cc/15 L) terutama pada pagi hari satelah hujan turun, dan melakukan
sanitasi kebun dengan memangkas daun
cabang yang terineksi (terutama daun tua).
mantaap..
BalasHapus